Artikel 1
,Tentang Perdukunan di Indonesia
Sosok Eyang Subur ramai dibicarakan di
media. Setelah aibnya dibeberkan oleh Artis Adi Bing Slamet. Ia disebut-sebut
sebagai dukun yang melakukan perbuatan tidak baik. Mulai dari pencabulan hingga
pemerasan. Fenomena dukun di Indonesia masih saja banyak terjadi. Anda pasti
ingat, dulu pernah ada dukun cilik Ponari yang memiliki kesaktian untuk
menyembuhkan berbagai penyakit. Seorang bocah yang dinilai memiliki kesaktian,
daya linuwih dan mampu mengobati penyakit.
Dukun biasanya juga memiliki keahlian
yang sama, mulai dari kemampuan untuk pengobatan alternatif hingga meningkatkan
prestise dan popularitas. Fenomena dukun juga ramai pada Pilkada. Setiap momen
pemilihan Bupati, Pemilihan Angota Legislatif maupun pilihan lurah sekalipun,
dukun turut bertindak. Banyak di antara para calon yang menggunakan jasa dukun
untuk meningkatkan popularitas, dan elektabilitas calon.
Fenomena dukun di layar kaca juga santer dibicarakan. Gambaran mengenai kegiatan klenik ini, muncul dalam berbagai film Indonesia. Banyak film yang bertema horor, klenik dan tentu saja dukun dengan berbagai kekuatannya menjadi penting untuk diangkat ke layar lebar.
Tidak hanya itu, di sinetron pun juga mengangkat hal serupa. Siapa yang tak kenal Sinetron Tukang Bubur Naik Haji. Sinetron yang baru saja mendapat penghargaan Panasonic Gobel Awards ini ratingnya sedang naik. Salah satu bumbu yang terdapat adalah tokoh Mbah Roso. Dia digambarkan sebagai seorang dukunyang memiliki kemampuan tertentu.
Katanya ia mendapat wangsit atau pesan gaib untuk menikahi seorang janda kaya bernama Romlah. Kontan saja, sosok Romlah ini tidak mau dinikahi oleh dukun. Begitu juga Eyang Subur yang diceritakan memiliki istri banyak. Fenomena Eyang Subur sebenarnya telah diangkat dalam Sinetron yang ditayangkan oleh RCTI tersebut.
Fenomena dukun di layar kaca juga santer dibicarakan. Gambaran mengenai kegiatan klenik ini, muncul dalam berbagai film Indonesia. Banyak film yang bertema horor, klenik dan tentu saja dukun dengan berbagai kekuatannya menjadi penting untuk diangkat ke layar lebar.
Tidak hanya itu, di sinetron pun juga mengangkat hal serupa. Siapa yang tak kenal Sinetron Tukang Bubur Naik Haji. Sinetron yang baru saja mendapat penghargaan Panasonic Gobel Awards ini ratingnya sedang naik. Salah satu bumbu yang terdapat adalah tokoh Mbah Roso. Dia digambarkan sebagai seorang dukunyang memiliki kemampuan tertentu.
Katanya ia mendapat wangsit atau pesan gaib untuk menikahi seorang janda kaya bernama Romlah. Kontan saja, sosok Romlah ini tidak mau dinikahi oleh dukun. Begitu juga Eyang Subur yang diceritakan memiliki istri banyak. Fenomena Eyang Subur sebenarnya telah diangkat dalam Sinetron yang ditayangkan oleh RCTI tersebut.
Mengapa orang banyak percaya ke dukun? Bukankah
di mayoritas bangsa Indonesia yang beragama Islam? Bukankah Rasulullah melarang
orang-orang untuk mempercayai dukun. Islam juga melarang penganutnya untuk
pergi ke dukun, apalagi mempercayainya. Namun, orang sekaliber artis justru
terjerumus ke lingkaran setan perdukunan.
Saya jadi ingat kata salah seorang teman saya. Semakin tinggi status sosial seseorang, ia bisa menjadi semakin saleh atau bahkan semakin klenik. Banyak orang kaya yang memiliki kedekatan dengan dukun. Mereka mencari penglaris, kewibawaan, dan prestise. Termasuk di dalamnya adalah artis, tokoh idola, publik figur, calon bupati/walikota, calon lurah hingga calon anggota DPR. Apakah dukun mampu meningkatkan status sosial mereka? Tentu tidak. Lalu mengapa fenomena perdukunan masih saja terjadi di Indonesia?
Saya jadi ingat kata salah seorang teman saya. Semakin tinggi status sosial seseorang, ia bisa menjadi semakin saleh atau bahkan semakin klenik. Banyak orang kaya yang memiliki kedekatan dengan dukun. Mereka mencari penglaris, kewibawaan, dan prestise. Termasuk di dalamnya adalah artis, tokoh idola, publik figur, calon bupati/walikota, calon lurah hingga calon anggota DPR. Apakah dukun mampu meningkatkan status sosial mereka? Tentu tidak. Lalu mengapa fenomena perdukunan masih saja terjadi di Indonesia?
Artikel 2
,Tentang Era Globalisasi di Indonesia
Bagaimana
menghadapi era globalisasi ?
Seperti
kita semua tahu, saat ini dunia kita berada di era globalisasi. Kita sering
mendengarnya. Globalisasi adalah proses transformasi fenomena lokal atau
regional menjadi fenomena global atau internasional. Proses ini merupakan
kombinasi dari kekuatan ekonomi, teknologi, sosial budaya dan politik. Dengan
kata lain, setiap negara di dunia ini dapat mempengaruhi negara-negara lain.
Karena
globalisasi, dunia ini yang terdiri dari banyak negara adalah seperti
"global desa ". Istilah ini mengacu pada fakta bahwa orang-orang yang
dianggap tinggal di planet ini tanpa batas, tanpa batasan. Orang-orang dapat
mengakses segala jenis informasi yang mudah. Tidak ada kesulitan untuk
berkomunikasi, tidak ada hambatan untuk berinteraksi dengan orang lain dari
seluruh dunia.
Globalisasi
memiliki berbagai aspek yang mempengaruhi dunia, seperti: dalam industri,
keuangan,ekonomi, politik, teknologi, dan sosial budaya. Jika negara kita ingin
dapat bertahan hidup di era globalisasi, kita harus menjadi orang pintar. Kita
harus mengambil semua efek positif dari globalisasi dan kita tidak harus
mengambil efek negatif. Sebagai contoh: kita perlu toadopt dan belajar
teknologi tinggi dari negara maju untuk mengembangkan negara kita.
Sebaliknya,
kita tidak boleh meniru sikap buruk atau perilaku dari negara lain seperti
penyalahgunaan narkoba. Ini adalah fakta bahwa ada banyak tantangan di era
globalisasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi adalah berkaitan dengan
persaingan dan kemampuan untuk bertahan hidup. Pertanyaannya adalah: Apa yang
harus kita lakukan dalam rangka menghadapi era globalisasi?
Yang
pertama adalah, membangun dan memperkuat karakter yang baik berdasarkan agama.
Jika kita adalah muslim, panduan hidup kita adalah Islam. Kedua, kita harus
menguasai teknologi di rangka untuk mengembangkan negara kita. Yang terakhir,
selalu siap menghadapi segala jenis perubahan dan persaingan dengan
mempersiapkan dan meningkatkan keterampilan kita.
Artikel 3 (Tokoh Wayang Di Indonesia)
Baladewa adalah salah satu tokoh yang muncul dalam wiracarita Mahabharata. Ia menjadi tokoh netral
dalam wiracarita Mahabharata.Baladewa adalah putera Basudewa dan Dewaki.
Ia adalah kakak dari Kresna dan Dewi Subadra (istri
Arjuna). Ia memiliki watak keras hati, mudah naik darah tapi pemaaf dan arif
bijaksana. Baladewa memiliki dua pusaka sakti, yaitu Nangggala dan Alugara,
pemberian Brahma. Ia juga
mempunyai kendaraan gajah bernama Kyai Puspadenta.
Baladewa sebenarnya adalah kakak kandung
Kresna, putera Basudewa dan Dewaki. Namun ia dilahirkan oleh Rohini atas peristiwa pemindahan
janin. Dikisahkan, Kamsa, kakak
Dewaki takut akan ramalan yang mengatakan bahwa ia akan mati di tangan putera
kedelapan Dewaki. Oleh karena itu, ia menjebloskan Dewaki dan suaminya ke
penjara dan membunuh setiap putera yang dilahirkan Dewaki.
Saat Dewaki mengandung puteranya yang
ketujuh, takdir berkata lain, bahwa anak yang kelak dilahirkannya ini tidak
akan mati di tangan Kamsa. Maka secara ajaib janin itu pindah ke rahim Rohini
yang sedang menginginkan seorang putera. Maka dari itu, Baladewa juga memiliki
nama lain yaitu Sankarsana yang
berarti “pemindahan janin”.
Pada masa
kecilnya, Baladewa bernama Rama,
dan karena kekuatannya yang luar biasa, ia disebut Balarama atau Baladewa
(bala=kuat). Baladewa menghabiskan masa kanak-kanaknya sebagai seorang
pengembala sapi bersama Kresna. Ia menikah dengan Reawati, puteri Raiwata
dari Anarta.
Baladewa dalam Mahabharata terkenal sebagai
pengajar Doryudana dan Bima dalam menggunakan senjata gada.
Saat perang di Kurukhsetra, Baladewa tidak turut serta, ia lebih memilih
menjadi pihak yang netral. Namun, ketika Bima hendak membunuh Doryudana, ia
mengancam akan membunuh Bima,namun hal itu dapat dicegah oleh adiknya, Kresna.
Kresna menyadarkan bahwa Bima membunuh Doryudana untuk memenuhi sumpahnya.
Kresna juga mengingatkan Baladewa akan segala keburukan Doryudana.
Dalam
pewayangan Jawa, Baladewa adalah
saudara Prabu Kresna. Waktu mudanya Prabu Baladewa bernama Kakasrana. Ia adalah
putera Prabu Basudewa, raja negara Mandura dengan Dewi Mahendra atau Maekah. Ia
memiliki saudara lain ibu bernama Dewi Subadra yang
menjadi istri Arjuna, puteri
Prabu Basudewa dengan Dewi Badrahini.
Baladewa juga memiliki saudara lain ibu bernama Arya Udawa, putera Prabu Basudewa dengan Ken Sagupi.
Saat mudanya, Baladewa pernah menjadi pendeta di pertapaan Argasonya dan bergelar Wasi Jaladra. Ia menikah dengan Dewi Erawati, puteri Prabu Salya dengan Dewi Setyawati. Dari perkawinan itu, ia dikaruniai dua orang putera bernama Wisata dan Wimuka.
Saat mudanya, Baladewa pernah menjadi pendeta di pertapaan Argasonya dan bergelar Wasi Jaladra. Ia menikah dengan Dewi Erawati, puteri Prabu Salya dengan Dewi Setyawati. Dari perkawinan itu, ia dikaruniai dua orang putera bernama Wisata dan Wimuka.
Saat perang Bharatayuddha, Prabu Baladewa
sebenarnya memihak Korawa, namun
dengan siasat Kresna, Baladewa tidak ikut dalam peperangan, ia justru bertapa
di Grojogan Sewu. Kresna meminta Prabu Baladewa untuk bertapa di
Grojogan Sewu, dan ia berjanji akan membangunkannya jika Bharatayuddha terjadi.
Sebenarnya tujuan Kresna adalah agar Baladewa tidak mendengar saat perang
Bharatayuddha terjadi, karena bila Baladewa ikut dalam peperangan, Pandawa
pasti kalah karena Baladewa sangat sakti.
Ada yang
mengatakan Baladewa adalah titisan naga, namun ada pula
yang meyakini bahwa ia adalah titisan Sanghyang
Basuki, Dewa keselamatan. Baladewa berumur panjang, ia menjadi
pamong dan penasihat Prabu Parikesit, raja Hastinapura
yang menggantikan Prabu Puntadewa. Baladewa
mati moksa setelah punahnya seluruh Wangsa Wresni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar